Milenial Bisa Punya Rumah!
Siapkan Dananya Dengan 7 Langkah Berikut

Dari tahun ke tahun, harga rumah tapak cenderung mengalami peningkatan, dibarengi dengan padatnya permukiman dan lahan kosong yang kian berkurang. Kenaikan harga properti per tahun umumnya bisa mencapai 8% lebih tinggi dibandingkan inflasi. Tentu kenaikan yang cukup signifikan ini menjadi kekhawatiran bagi first jober yang didominasi oleh kaum milenial untuk bisa memiliki rumah. Namun khawatir tidak akan membawa solusi.

Mengingat kaum milenial masih muda dan produktif, 7 langkah berikut ini bisa membantu mempersiapkan dana untuk mendapatkan rumah impian.

1. Jangan ragu berhitung dan berbenah
Anda memang belum berencana membeli rumah di tahun ini. Namun tak ada salahnya jika Anda melakukan survey harga rumah terkini dengan berbagai tipe dan lokasi. Referensi beragam tentu membantu Anda menentukan berapa budget sesuai dengan kemampuan finansial Anda dan kapan dana tersebut akan terkumpul.  

Jangan ragu untuk berhitung dengan mengacu pada pendapatan Anda saat ini. Dengan mengetahui apa yang kurang, maka solusi akan lebih mudah dicari. Selanjutnya, langkah yang harus dilakukan adalah berbenah. Memaksakan diri mengambil KPR saat kondisi keuangan berantakan hanyaakan memicu permasalahan yang lebih serius di kemudian hari. Hitung dana darurat yang Anda miliki. Idealnya, jumlah dana darurat yang wajib dimiliki adalah sebesar 3 hingga 6 kali dari pengeluaran bulanan. Dana darurat ini sangat penting karena cicilan KPR tetap harus dibayarkan, bahkan dalam kondisi sakit keras atau terkena PHK.  

2. Pastikan Anda tidak punya tunggakan hutang
Hutang konsumtif yang membuat kondisi keuangan berantakan adalah tunggakan tagihan kartu kredit. Agar hutang tidak terus menggunung, segera bayarkan tagihan dalam jumlah maksimal, sehingga efek bunga menggulung bisa berkurang. Jika dirasa masih memberatkan, Anda bisa menghubungi bank penerbit untuk mendapatkan keringanan pembayaran.
Buang jauh-jauh gengsi, karena tunggakan yang tak kunjung terselesaikan akan berpengaruh pada penilaian analis saat Anda mengajukan KPR nantinya. Keuangan bisa dikatakan sehat jika bebancicilan tidak lebih dari 35% dari total pendapatan Anda.  

3. Gaji pas-pasan bukan alasan
Membeli rumah tentu memerlukan dana yang jumlahnya tidak sedikit. Apalagi jika Anda berencana membeli rumah dengan sistem KPR, dimana ada komitmen untuk membayar cicilan dalam jangka waktu yang juga tidak sebentar. Selain itu, ada Down Payment (DP) yang harus Anda persiapkan diawal, dimana besarnya berkisar 10-20% dari harga rumah. Untuk itu, jangan ragu untuk menambah pendapatan jika Anda merasa gaji nyaris tak bersisa. Mencoba bisnis kecil-kecilan atau freelance memang butuh perjuangan. Namun jika memiliki rumah memang penting buat Anda, tak ada salahnya untuk diupayakan bukan?              

4. Membuat rekening khusus

Mendapatkan income tambahan bukan berarti perjuangan berhenti disitu saja. Diperlukan kegigihan dan kedisiplinan diri agar uang segera terkumpul. Dengan memiliki rekening terpisah, Anda bisa dengan mudah mengalokasikan pendapatan agar tak “terpakai”untuk keperluan lainnya.  

5. Waspadai bocor halus
Coba hitung berapa uang yang dihabiskan untuk sekedar ngopi cantik dalam sebulan?
Jika Anda rutin menghabiskan segelas kopi seharga Rp 50.000 sepulang kantor, maka dalam satu bulan uang yang Anda habiskan untuk ngopi sebesar Rp 1.000.000, dengan asumsi satu bulan ada 20 hari kerja. Tentu ini belum dihitung dengan acara senang-senang saat weekend ya. 

6. Jangan ragu untuk berhemat
Pendapatan bulanan meningkat. Akan tetapi setelah melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran, surplus justru menjadi defisit. Selalu ada alokasi untuk kebutuhan “mendadak”. Jika demikian yang terjadi, jangan ragu untuk berhemat. Terbiasa naik kendaraan pribadi, kini membiasakan diri naik kendaraan umum. Makan siang diluar diganti dengan membawa bekal dari rumah.      

7. Investasi akan membantu Anda lebih cepat mencapai tujuan
Jika Anda menaruh seluruh uang di deposito, maka maksimal bunga yang didapatkan sebesar 7,5 % per tahun. Imbal hasil yang didapat tentu tidak seberapa jika dibandingkan dengan inflasi yang besarnya fluktuatif serta potongan pajak 20% untuk deposito diatas Rp 7,5 juta. Sebagai contoh, pada bulan Maret 2013, angka inflasi mencapai 5,9%, sedangkan bunga deposito saat itu maksimal berada di angka 5,5%. Deposito memang likuid, tapi Anda tidak bisa mendapatkan tambahan dari uang yang disimpan.

Untuk itu agar tujuan keuangan Anda bisa lebih cepat terealisasi, mengingat harga rumah dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, Anda dapat mencoba instrumen investasi seperti reksadana dan juga saham.
Resiko investasi memang ada. Namun, dapat diminimalisir dengan pengetahuan yang memadai serta diversifikasi investasi.  

Niat hanya akan sekedar jadi wacana jika tidak dibarengi dengan tindakan.
Yuk jadi lebih bijak mengatur keuangan agar punya rumah tak sekedar jadi impian.

Selamat mencoba!
Share on your social media